Sedangkan aku beribadah masih bolong-bolong. Beramalpun aku juga jarang-jarang.
Mengharapkan pahala dari perbuatan baik? Aku juga tak yakin bisa menutupi banyaknya dosa atas perbuatan buruk yang pernah kulakukan selama ini.
Aku sungguh menyadari bahwa aku ini hanyalah manusia kotor yang dititipkan oleh Tuhan di dunia. Aku hanyalah debu yang sama sekali tak ada artinya dihadapan Tuhan.
Barangkali pintu surga tak kan pernah terbuka untukku, meski aku mengetuk sekeras-kerasnya. Jangankan iba kepadaku, para malaikat penjaga pintu Surga juga tak kan pernah mendengar permohonanku meski airmataku telah habis demi meluluhkan hati mereka.
Maka dari itu, aku hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Tuhan. Terserah apapun keputusan yang Tuhan berikan kepadaku.
Meski kepalaku harus pecah terpukul godam, punggungku meleleh terjilat api dan tulang-tulangku remuk redam di gilas batu-batu panas di dasar Nereka, akupun rela menerimanya sebagai balasan atas segala perbuatan burukku di dunia.
Aku hanya bisa berharap kepada Tuhan, sebagai satu-satunya Dzat yang bisa memberiku pengampunan atas segala dosa-dosaku.
Tuhan, maafkan aku.. 