aku bersenandung lagu tentang Jakarta
ibukota negara menyirat aneka peristiwa
pesona indah wajah pancarkan kilau permata
meski rahimmu menyimpan selaksa problema
kerangka dinding menjulang mencakar langit
balok beton menggumpal turut menyesaki bumi
menyiut wadah tempayan yang kian menyempit
tirta berkelana mencari tempat ‘tuk bersembunyi
gelar irama degub jantung laksana tabuhan perkusi
bergema didada saat terjerat dalam kubang antrian
resah menunggu waktu menuju panggung sendratari
gemulai tarian semut merayap disepanjang ruas jalan
sementara diujung gang balita menjerit minta makan
musisi keroncong bermain didalam perut yang buncit
terkurung bilik kardus yang dingin terguyur air hujan
dibawah kelam mendung mengambang diwajah langit
tubuh tambun sedang bersandar dibalik meja dewan
terlelap dalam buaian dengkur mimpi menguras pundi
kian lantang berucap kata luhur atas nama perjuangan
menyandang peran sandiwara politik menuai citra diri
sekelompok penari topeng sedemikian giat berlatih
ikut menyongsong permainan ketat berebut kursi
menyusun skenario tebarkan aroma busuk strategi
demi kibarkan bendera kemenangan apapun dijalani
sekawan mantan petinggi meringkuk dalam jeruji besi
menikmati masa liburan setelah lelah kerja panen padi
tersandung sial saat terjebak didalam perangkap tikus
sementara waktu memaksa diri menyantap nasi bungkus
putaran bisnis barang haram masih saja bergulir deras
janji kata jera hanya sekedar jadi penghias bibir belaka
aparat nakal nampak bermain dibelakang sibuk memeras
mempermudah yang sulit dan mempersulit hal sederhana
Jakarta, akankah raut wajahmu berubah
tak lagi tenggelam dalam permainan kotor
menjelang datangnya hari esok yang cerah
menghapus dendang lagu dalam nada minor
.oOo.