“DI BALIK DINDING KASTIL SUNYIMU…”

Masih ada dinding tebal itu di sekelilingmu

tinggi dan kokoh, dari es yang kian membeku

Mengapa perlahan kau jauhkan semua kehangatan itu?

Takutkah kau dengan panas yang mungkin akan menyengat jiwamu,

membakar habis semua yang utuh hingga luruh?

 

Namun, udara di dalam Kastil Sunyi-mu kian mendingin

perlahan mengancam, akan membunuh segala ingin

Sepertinya, lagi-lagi kau harus memilih

Takut itu akan selalu ada dan sama,

bahkan mungkin lebih pedih dari sebelumnya

Luka-luka itu bukan yang perdana

Mengapa masih lemah juga?

Harusnya kau tetap tegak berdiri,

meski dengan yang ada dan sudah tiada…

 

R.

(Jakarta, 29 April 2016 – 10:30)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.