aku terbujur di bawah pohon kamboja
sayup kudengar anak-anak angsa menangis
mencari pelataran tempat mereka bermain
yang kini tergusur oleh nafsu penguasa
ingin ku sejenak bangkit kembali
sekadar mengusap airmata
yang membasahi pipi mereka
namun kuterhalang oleh waktu
kelopak bunga kamboja mengering
kini luruh tergilas roda zaman
bersama jeritan perempuan tua
yang lama menjadi empunya
mereka bertanya kemana perginya keadilan
sayap yang makin rapuh kini patah
paruhnya yang pendek kian tumpul
ranting pohon tak mampu lagi menahan
diantara mereka masih ada yang tertawa
di balik topeng berteriak demi rakyat jelata
kuku mereka yang tajam mengoyak jantung
tega merebut jatah hidup manusia biasa
di dalam ruang gelap aku termangu
menahan rasa iba yang menghunjam dada
tinggi gunung tinggalkan akar rumput
jurang dan ngarai tempat mereka terkubur
sebelum datang waktu yang menghampiri
aku pernah berpesan kepada mereka
puncak-puncak cemara yang tinggi
julurkan daunmu agar bisa tergapai
mereka yang terlena di kursi bertahta mutiara
dipuja oleh angin yang tak menentu arah
mereka yang terbuang dari putaran
terbakar api kebencian yang menyala
langit tampak diam namun tak tinggal diam
hujan tertunda menambah panjang derita
debu putih beterbangan menyesak nafas
dedaunan hijau berganti kobaran merah
aku masih tertinggal disini
meski kau anggap aku mati
tinggal menunggu waktu saja
maka semuanya akan sirna..
#donibastian – lumbungpuisi
greenfield – 04/11/2015
Mantapp puisi nya, menyentuh hati..