selembar kisah yang bergulir di malam jumat pertama
semenjak tubuhmu terbujur kaku terkurung dalam peti
sebelum kering bunga kamboja tergolek di atas pusara
masih tercium aroma melati tersamar bau minyak srimpi
disela bongkah tanah tertancap nisan tertulis namamu
meremang cahaya mentari senja disela ranting cemara
ditengah ilalang sayup terdengar lirih suara merintih pilu
kau simpan lara dihati memacu selaksa dendam membara
maafkan aku bila cintamu tak temukan dermaga dihati
kau pergi bersama sejuta kecewa yang takkan terobati
meski tak mudah bagimu menepis perih batin tersayat
tiada dayaku menolongmu hingga kaupun melepas hayat
didalam peraduan sepanjang malam wajahmu terpasung
tubuhmu terbalut gaun putih menjurai perlahan mendekat
dengan sorot mata yang menyala tajam merobek jantung
gemeretak sendi membungkus tulang yang bergetar hebat
dalam biru bibirmu kau berkata, aku sungguh mencintaimu
bersama airmata mengalir di pipi yang menyirat pucat pasi
sejenak kau palingkan wajah melesat terbang menghilang
tinggalkan gema pekik tawa membuat bulu kudukku berdiri
seketika kuterjaga di tengah hening malam yang mencekam
aku bertanya pada diriku sendiri apakah aku tengah bermimpi
ataukah aku berada didalam kejaran arwah yang penasaran
demi rasa kasihnya yang tulus kepadaku hingga dibawa mati
sepercik air suci membasuh wajahku ditengah malam sunyi
bersujud kepadaNya tuk mohonkan ampunan pembuka jalan
agar cinta dihatinya luruh bersandar pada keikhlasan sejati
setangkup doa teriring langkahnya menuju alam kedamaian
.oOo.