“DINGIN”

Tak dinyana,

kesepian pun bisa menguarkan aroma

bahkan setelah mati-matian jaga wibawa

dengan rajin berpura-pura

bahwa semua baik-baik saja

 

Kadang sesama manusia bisa sangat dangkal

hingga kau ingin memaki: “Dasar sial!”

Mulut-mulut itu nyinyir, mencela dengan tajam:

“Sepertinya dia bukan pangeran impian, meski tampan.

Jangan terlalu percaya diri, salah-salah dia seorang bajingan!”

 

Mereka lupa, kau sudah lama sekali berhenti bermimpi

Kau sudah cukup puas dengan realita ini,

meski seringkali sendiri

 

Mungkin dia hanya gangguan, pengalihan perhatian

Mungkin dia hanya ada untuk sementara,

sama saja seperti yang lainnya

Lagipula, kau sudah berpengalaman

terutama dalam mempersiapkan kehilangan

melepaskan yang enggan tinggal dan bertahan

Untuk apa?

Menangisi mereka hanya tindakan mengerikan

Tak perlu terlalu dibawa perasaan

 

Selanjutnya?

Seperti biasa,

kau hanya harus kembali seperti semula

seakan dia tak pernah ada…

 

R.

(Jakarta, 23 Oktober 2015 – 19:30)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.