siang itu dibawah siraman cahaya terik
seorang perempuan tua nampak barbaur sampah
keriput kulitnya legam terbakar matahari
tak surutkan niat meski cuaca begitu gerah
tlah lama hidup mandiri ditinggal mati suami
mengais barang bekas terpaksa jadi pilihannya
rela bertarung dengan waktu demi sesuap nasi
agar hidup sekedar tak terputus dimasa senja
punggung yang sarat beban sebakul benda rongsok
seiring helaan nafas dia berjalan sedikit terseok
diserang rasa penat sesekali langkahnya terhenti
sejenak beristirahat menunggu renggang urat dikaki
keringat mengucur deras membasahi baju lusuh
dua telapak kakinya beralaskan sandal butut
kulit wajah suram karna seharian tak terbasuh
selembar kain mengerudung rambutnya yang kusut
bekerja sendiri sejak pagi hingga petang
dijalaninya dengan semangat yang menyala
disela waktu dia sempatkan bersembahyang
berserah diri dan memohon perlindunganNya
terselip sebaris doa tiada pernah terlupa
satu hal yang sungguh ingin dilakukannya
berharap bisa berangkat ke tanah suci
sebelum saat ajal datang menghampiri
detik waktu terus berjalan pelan
dua belas tahun sudah terlewatkan
dengan rajin menyisihkan uang recehan
terkumpul bekal menempuh perjalanan
kini dia berada dipelataran luas
terduduk dibawah naungan Ka’bah
telapak tangannya menengadah keatas
diantara derai air mata yang tumpah
bergetar bibirnya
tatkala berkata
Ya Allah, segala puja dan puji aku panjatkan
atas karunia yang tlah Kau limpahkan untukku
hingga akhirnya Kau memberiku kesempatan
bersimpuh dan bersujud dihalaman rumah suciMu
.oO-DB-Oo.