Doa

Melangkah perlahan-lahan di atas pasir hitam di keremangan sore itu,

jingga menyelimuti langit yang mulai memudar warnanya tertutup kegelapan menjelang malam….

Kutelusuri pantai di tanah Lot, langkah demi langkah kutemui lorong gua

Air mengalir dari dinding-dinding batu , kubasuh mukaku terasa segar menyentuh pori-pori kulit

Kulangkahkan kakiku ke depan , dihadapanku berdiri pandite , mulai mendoakan dan memberikan air suci,  dan menaruh bunga kamboja di telingaku…

Hening…..hening di tengah keramaian yang mengelilingiku….

 

Doa itu kupanjatkan di tepian pantai dengan deburan ombak ,….

untuk orang-orang yang kukasihi, untuk sahabat, untuk keberkahan , alam ini.

Tak terasa kata-kata hati terucap dari bibir yang tersenyum….

Oh, Tuhan, alam senja ini membuat relung hati ini menaruh kekaguman, dengan bayang-bayang senja melukiskan gambaran pernak-pernik langit yang menghitam dan laut yang mulai gelap disambut dinginnya malam…..

 

Kutengadahkan tanganku ke atas….

Indahnya senja ini , jangan hilang karena tangan-tangan yang merusaknya…mengotori pantai dengan sampah…..meranggas bebatuan yang eksotis …

Angin melambai-lambai menyapa malam yang akan tiba, gelap…..gelap….

sepi…..hanya deburan ombak terdengar ,….ku melangkah menjauh…..terus melangkah…..kutatap sekali lagi pantai Tanah Lot…..indah dengan siluet hitamnya….

Selamat tinggal pantai…dimana ku berdoa agar alammu tetap mempesona ….jadi jika ku datang kembali ke pantai ini….engkau tetap mempesona hatiku…

 

Cirebon, 29 Maret 2018

Sumber gambar : https://lovavel.com

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.