ketika cinta bersemi pada suatu pagi
pagi yang indah barmandi cahaya mentari
mentari hanya memberi tak harap kembali
kembali pada kisah lama yang dijalani
jalani masa remaja yang penuh kenangan
kenangan indah itu kini seakan terlukis
terlukis diatas kanvas dengan coretan
coretan pena yang dulu berbuah manis
manisnya cinta tak kan pernah padam
padamkan amarah yang pernah membara
membara bagai api membakar sekam
sekam meniup asap putih ke angkasa
angkasa luas membentang makna cinta
cinta yang baru menyambung cerita lama
lama tak berjumpa memendam rindu didada
dada terasa sesak kala mengalir airmata
airmata kedua insan itu luruh jadi satu
satu persatu kata dan janji terikrar
ikrar untuk kembali mengisi sangkar madu
madu manis terasa membuat matanya berpijar
pijaran api cinta tersimpan dengan rapi
rapikan diri melangkah menembus rintangan
rintangan menghadang karna tak direstui
direstui orang tua hanya sekedar harapan
harapan itu semakin lama semakin pudar
pudar oleh adanya kondisi yang berbeda
berbeda keyakinan membuat mereka sadar
sadar akan besarnya ombak bergelombang
gelombang asmara mereka makin menjulang
menjulang tinggi hingga menyentuh langit
langit kamar menjadi atap sebuah ruang
ruang dimana mereka sedang memadu kasih
kasih tertanam disebuah taman bunga
bunga mulai tumbuh hingga sembilan bulan
bulan depan buah hati mereka lahir didunia
dunia akan menyambut dengan kegembiraan
kegembiraan merekapun tak lama terjadi
terjadi amarah dari kedua orang tuanya
orang tua yang sejak semula tak menyetujui
menyetujui mereka tidak berumahtangga
rumah tangga sudah terlanjur terbangun
terbangun dari cinta tulus keduanya
keduanya kemudian segera memohon ampun
ampunan dari Tuhan memberi mereka jalan
jalan yang terang telah ditunjukkan
ditunjukkan dengan tulus dan ikhlas
ikhlas di hati kedua orang tua mereka
merekapun akhirnya diterima keluarga
keluarga baru datang membawa berkah
berkah karena didasari keiklasan
keikhlasan untuk meredam kebencian
kebencian merubah menjadi kebahagiaan
.oOo.
Headline di Kompasiana.com