senja yang lengang bergayut diatas jembatan bacem
disela riak kali bengawan yang tengah mengalir tenang
semilir bayu merintih didalam pekat suasana mencekam
pedih perih terkubur oleh waktu yang kembali terkenang
ditengah wajah-wajah yang pasrah menuju gerbang kematian
selembar kain hitam menutup jarak pandang kedua bola mata
seiring langkah tapak kaki telanjang membelah hijau rerumputan
diantara pekik suara lantang dari manusia yang berlumur dosa
butiran peluru muntah dari mulut senapan algojo dibalik hijau baju
melesat berhamburan menembus jantung merobek jasad tak berdaya
darah segar mengucur deras membasahi bumi yang diam membatu
tubuhnya terbuang hanyut bersama air bersemburat warna merah
jembatan bacem itu tak sanggup lagi menahan butiran airmata
yang menetes disela isak tangis tertahan saat malam menjelang
sebagai saksi bisu atas ribuan nyawa melayang hilang percuma
lembaran hitam tragedi kemanusiaan telah kembali terbentang
meski telah pergi berlalu kini namun tak pernah hilang dalam ingatan
kisah sedih itu tak boleh terulang lagi meski menggores luka mendalam
biarlah sekedar terpatri dimuka ranah sejarah hitam republik ini
sebagai pelajaran atas kesalahan manusia yang dulu pernah terjadi
kuntum bunga mawar melati hanyut terbawa air mengalir perlahan
bersama sebait doa yang terpanjatkan kepada Yang Maha Kuasa
menjelma menjadi rahmat menuju pada jiwa yang tlah berpulang
semoga dapat bersemayam dalam peluk kedamaian yang tercipta
.oOo.
Catatan :
Jembatan Bacem berada di perbatasan Solo – Sukoharjo
yang dikenal sebagai tempat pembantaian anggota PKI di tahun 1965