Tak peranh lelah dia berjalan menyusuri aspal panas, membawa beban di pundaknya
Kerutan di wajahnya menandakan betapa rentanya dia
Masih berlelah-lelah mencari sesuap nasi dengan peluh yang berakrab dengan bau badannya
Menerbangkan rasa pilu
Setua ini harusnya bisa berleha-leha menikmati masa tuanya…
Tapi di wajah lelahnya entah mengapa aku melihat binar-binar kepasrahan
Terik kemilau matahari tak menyurutkan langkahnya , terus mengais rejeki
Ini urusan perut, saat aku tanya mengapa dia masih bekerja…
Kadang ada perasan sakit di hati, melihat pak tua tetap ikhlas menjalani hidupnya
Sedangkan aku masih suka berkeluh kesah…….
Dia tetap bisa menggagahi derita yang hadir dalam hidupnya tanpa mengeluh
Kulihat pancaran sinar matanya , ada setulus cinta untuk cucunya
Menghanguskan rasa yang berkelebat di dada ini
Hanay satu pintanya, membahagiakan cucunya
Akan kusulam sepotong doa untukmu kakek tua……..
Cirebon, 8 April 2015
Melihat pak tua berjualan ulegkan batu di depan gerbang perumahanku
Sumber gambar : http://chillinaris.blogspot.com/2013_11_01_archive.html