Kemarau Panjang

kemarau panjang
pucuk-pucuk tunas tak lagi tumbuh
terbakar cuaca panas sepanjang hari
bersama daun-daun kering yang luruh
batang padi pun tak mau lagi bersemi

sudah sekian lama bumi ini menderita
burung pipit terdiam di pucuk cemara
menanti datangnya setetes air hujan
yang sudah sekian lama dirindukan

aku terkapar di bawah pohon meranggas
tubuh yang lemas terhimpit sesak nafas
irama detak jantung serasa ingin berhenti
menunggu putaran waktu yang tiada pasti

gemericik air di sepanjang alur sungai
kini tinggal hamparan tanah kekeringan
pagi berlalu bersama asa yang terberai
malam hening memanggil secercah harapan

aku bertanya kepada langit yang suram
kapankah awan mendung ‘kan segera datang
tidakkah dia melihat wajah-wajah muram
airmata mengering ketika mimpi terbuang

kutitipkan satu puisi kepada merpati
agar terbawa sampai ke puncak bukit
sebagai pertanda bahwa aku masih bertahan
menunggu hingga datangnya derai air hujan

#donibastian
Highlander, 10/09/2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.