Panas terik mentari tak membuatnya mengeluh
Walau panas memeluk ragamu yang kurus
Demi sesuap nasi untuk keluarga
Menghempaskan sebuah asa untuk hidupnya kelak
Tapi itu tak membuatnya patah semangat
Panas mentari kian membias
Peluh keringat tak kau hiraukan
Dengan sisa tenagamu kau tanggul garam-garam itu
Dari tambak-tambak yang berjejer rapi
Untuk mencari berkah hari ini
Ternyata bahagiamu mendiami sukmamu
Walau dengan kesederhanaanmu
Kau tetap bahagia dengan hidupmu
Ah peraduan hatimu begitu tulus
Tetap menysukuri nikmat yang diberikan Allah
Sungguh membuat penyejuk hati siapapun saat bertemu dengannya
Kau selalu mengantarkan rejeki dengan perasaan iklhas
Apa yang kau dapat yang kau syukuri
Penanda hati yang bijak
Yang menyembunyikan rona bahagianya sesederhana mungkin….
Cirebon, 15 Desember 2015
Melihat kehidupan petani garam
Sumber gambar : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1205065509510681&set=a.1064223106928256.1073741835.100000217308664&type=3&theater