masih pantaskah aku menggenggam rindu
pada rinai gerimis yang membasahi jalan
sedangkan kau berada tepat di sampingku
menanti waktu yang bergulir teramat pelan
di antara dua hati yang saling menunggu
di tengah dua wajah yang saling terpaku
apa yang sedang bergayut di dada kala itu
ataukah sama-sama terkekang nada bisu
masih pantaskah aku mengenang suatu malam
bersama hati yang gundah ingin segera bertemu
larut dalam lamunan di bawah sinar temaram
demi menatap senyum lembut di sudut bibirmu
merajut mimpi yang datang dan pergi
merangkai sejuta diksi dalam kanvas puisi
merenda kasih yang tak mampu terlukis nyata
tenggelam dalam gemuruh imajinasi semata
masih pantaskah aku bercerita tentang negeri di awan
sementara anak angsa merintih dalam dekapan ibunya
sepenggal memori yang tak lekang tergilas roda zaman
bagai prasasti usang namun jelas terukir sebuah nama
bulir-bulir padi menjadi saksi saat bunga mulai merekah
jejak-jejak langkahmu tersimpan di pematang sawah
kutitipkan salam pada desir angin yang sedang berlalu
kugoreskan kata cinta untukmu pada segumpal batu
Tuhan, berdosakah hati ini pabila masih kukenang
bidadari surga yang datang di ujung pagi menjelang
mengajakku terbang kembali menyusuri perjalanan
berdendang lagu tentang dua hati yang kasmaran
mengapa kubersembuyi di balik keraguanku sendiri
lidah yang kelu hanya tuk berucap ‘aku sayang kamu’
sampai kini aku tak mengerti kemana perginya nyali
hingga kusadari bahwa kau telah hilang ditelan sunyi
harus kuakui bahwa kau terlalu indah untuk kulupakan
harus kukatakan bahwa cinta pernah kupersembahkan
harus kusadari bahwa waktu sudah jauh berlalu
harus kusandarkan kisah tentang kau dan aku
@donibastian
highlander, 04/07/2019