Melawan Turunnya Hujan
Puisi : Edy Priyatna
Meramalkan menggoncangkan hati
bersaing gempa nan terjadi pada hari ini
mencetak dengan nyata tindakan para pejabat
ada menimbulkan banyak data
semalam ratusan petani telah dirugikan
sekalian meresah-gelisahkan pemimpin
selepas melangkahkan kaki
ketimbang malam tak bergairah
lebih jauh dibiarkannya nan kosong
radas pernapasan tak bersuara
durasi datang hampa udara
melawan turunnya hujan
Menghantam aku rajanglah aku
melahap kelamku sangat malam
nan bercucuran dalam keturunanku
terpaksa tanpa wakafku
guna apapun aku rasamu
tak mungkin memisahkan saya
rusak binasa rangkaku
berkeping-keping dan menggeraikan
segenap wujud lembutku
menunyukan halaman asliku
kendati dapat ku tatap pakem
dalang kehidupan perkasa sepantunmu
Meski lembar goresan beku
menggunakan setangkai pena kaku
terbilang tajam dalam sajak
menusuk dada yang sesak
mentari melumat tubuh
menyerikan cahaya sinar
nan melempari isi jiwa
bersamaan menghitung dengan pasti
invitasi mampir di ruang diri
serta merta menghitung dengan pasti
penawaran mampir di ruang diri
perjalanan bukan sekedar kepindahan
(Pondok Petir, 26 Januari 2014)
Manstaf 🙂
Terima kasih Christian dan Asih Rangkat, manstaf 🙂
Terima kasih Christian dan Asih Rangkat, manstaf 🙂
manstafff kang Edi
Terima kasih kang Katedrarajawen……manstaf 🙂