Puisi : Edy Priyatna
Saat rembulan mulai tampak malampun cerah benderang dihiasi cahaya seribu bintang diiringi gema berjuta takbir suara-suara jiwa teladan sadu penerima rachmat nan meraih pengampunan masuk ke area pelepasan
Menanti datangnya rembulan nan dinanti dunia saat ini membuncah kan mendebar kan menyedih kan namun dalam kesedihan ada kesukacitaan setiap pertemuan pasti ada perpisahan perubahan kebesaran pengubah
Sebilang pertemuan nan elok tak pasti menjadi perpisahan nan rupawan hidup kita sangat penuh pilihan seperti berjalan perempatan jalan utama entah kemana kita harus melangkah berat rasanya mengatakan padamu
Maafkan aku tak ada maksud untuk melukai mestinya kita tidak bertemu namun takkan kubiarkan kau menangis dan tak seharusnya kita berjarak berpisah karena aku masih butuh kamu maafkan aku kita harus bersatu
Seandai nya pejamkan mata bila terjaga kelak tiada lagi gempa berbuai bergoncang hebat langit kelam serta hujan tumpah menyeruah ke bumi tanpa terhenti jiwa nan sarat dengan ragam warna mengharukan rusuh
Kehidupan warna nan membuatku letih dalam kerinduan dan kesedihan mengangangkan tibanya bulan nan menentukan kali ini membingungkan kegelisahan ada kebahagiaan setiap perbedaan pasti ada hikmahnya
(Pondok Petir, 15 Nopember 2015)