Menanti Fajar

 

Aku masih menunggu saat sinarmu kembali ada di ufuk timur

Ada satu harapan akan datang di ujung fajar walau kadang masih tersisa getir yang semalam bergelayut terus dalam dada

Terjerat di tanah rantau dengan kepiluan yang selalu menyesap dalam derita-derita yang menggores

Getir sejarah yang harus kulalui yang tersembunyi apik yang akan mengusikku terus menerus sampai tersisa hanya rerimbunan kesedihan

 

Hanya satu asa menanti fajar yang tinggalkan gelap

Akankah lara ini akan mengembun bersamaan dengan munculnya mentari pagi dan hilang bersama dengan angin

Menangislah jika itu membuat hatimu sedikit lega sampai sepenuh hatimu mampu mengolah rasa menjadi irama yang indah

Biarlah rasa lelahmu hilang terbang bersama awan digantikan dengan sinar yang akan memberimu semangat baru

 

Jika ada asa akan selalu kunantikan fajar

Sudah kering air mata setelah banyak kesah yang kutuangkan dalam tangisan panjang yang membuatku sedikit lega

Kini setelah fajar menggantikan malam, aku ingin kembali mengejar asaku dan membuka gerbang asa yang baru

Hanya teriring doa dalam sujudku aku langkahkan kakiku menuju harapan baru yang akan bergema di waktu fajar yang baru.

 

Cirebon, 28 Agustus 2014

Esok pasti punya harapan baru yang bisa diraih.

 

Sumber gambar:http://www.panoramio.com/user/3528630?with_photo_id=45037783

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.