Meraih Asa Yang Tertunda

perjalanan hidup
kubuka lembar demi lembar catatan kehidupan
waktu terus bergulir tiada yang mampu menahan
mendaki bukit terjal disela rimbun batu karang
karam di dasar jurang yang sepi dan lengang

terdiam sendiri di ruang batin yang hampa
menatap bulan yang terbelah puncak cemara
aku bertanya pada langit yang diam membatu
masih adakah seberkas sinar terangi malamku

masih terngiang senandung rumput bergoyang
hijau terhampar di sepanjang mata memandang
desah suaranya lembut membasuh jiwa gundah
resah menunggu jawaban memeluk rasa gelisah

mereka mengajakku berkaca diatas danau bening
sekadar ‘tuk melihat wajahku yang tampak kering
lalu apa lagi yang hendak kucari disini
sedangkan bumi takkan selamanya berarti

kemanapun burung camar terbang mencari titian
tak kan pernah terpijak meski seolah terasa dekat
bila langit tak melukis pelangi usai turun hujan
kusimpan saja kembang melati walau hanya seikat

terkenang anak angsa yang sedang tumbuh dewasa
di pekarangan yang sempit dalam pelukan ibunya
jerit hatinya ingin bermain di pinggir kali
musim kemarau memaksanya berdiam diri

di penghujung perjalanan ini aku telah kandas
bersama butiran peluh membasahi sekujur tubuh
kusandarkan kepala di batang pohon meranggas
kusadari bahwa tak satupun sempat kurengkuh

tapi sebagai lelaki aku tak boleh menyerah
masih kupegang janji yang pernah terucap
kutandai satu bintang agar tak hilang arah
esok hari mentari membawa sejuta harap

dalam hati aku senantiasa percaya
langit tak hanya berdiam diri saja
kepadaku suatu saat waktu akan tiba
menggapai asa yang selama ini tertunda

.oOo.

@donibastian – lumbungpuisi #300
greenfield – 20/06/2015
Sumber gambar : ahmaddamopolii.info

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.