nduk, anakku
mengapa kau simpan tangis disudut matamu
sedang melati di kebun belakang riuh bermekaran
menunggu jemarimu meronce satu demi satu
sebagaimana biasa kau jadikan perhiasan di meja kamarmu
coba lihatlah diseberang sana
ribuan sayap kupu kupu menari indah memanggilmu
saat kau rebahkan tubuhmu diatas jerami yang kering
sambil menunggu setitik hujan diakhir musim kemarau
nduk, cah ayu
apa guna airmatamu mengalir
sedangkan angsa jantan milikmu berenang jauh ke bibir danau
bukankah dikala pagi burung gelatik mengajakmu bercengkerama
dengan setia selalu menunggumu dibalik daun jendela
jangan biarkan anganmu terbang bersama bayu
yang meniup entah mau menuju kemana
titipkan saja niatmu dibawah pohon jambu dihalaman
ranum kemerahan buahnya menanti raihan tanganmu
ingatkah semasa kecilmu dulu
kala bermain sendiri dipinggir sungai
kau biarkan perahu kertasmu mengapung diatas air
kaupun menangis saat perahu kertasmu hanyut terbawa
kau berlari mengejar
namun apa dayamu
langkah kakimu yang mungil
tak kan mampu meraihnya kembali
nduk, anakku
mungkin kau tlah merasa kehilangan
tapi tak perlu kau terlarut dalam kepedihan
bukankah kau masih menyimpan secarik kertas
yang bisa kau jadikan sebuah perahu lainnya
begitulah yang terjadi didalam hidup ini
tak ada satupun yang kan abadi
bila saja ada kekasihmu pergi
yakinlah bahwa suatu saat nanti
kau pasti akan temukan pengganti
.oOo.