Nasihat Seorang Tua Kepada Anak Gadisnya

perahu2

nduk, anakku
mengapa kau simpan tangis disudut matamu
sedang melati di kebun belakang riuh bermekaran
menunggu jemarimu meronce satu demi satu
sebagaimana biasa kau jadikan perhiasan di meja kamarmu

coba lihatlah diseberang sana
ribuan sayap kupu kupu menari indah memanggilmu
saat kau rebahkan tubuhmu diatas jerami yang kering
sambil menunggu setitik hujan diakhir musim kemarau

nduk, cah ayu
apa guna airmatamu mengalir
sedangkan angsa jantan milikmu berenang jauh ke bibir danau
bukankah dikala pagi burung gelatik mengajakmu bercengkerama
dengan setia selalu menunggumu dibalik daun jendela

jangan biarkan anganmu terbang bersama bayu
yang meniup entah mau menuju kemana
titipkan saja niatmu dibawah pohon jambu dihalaman
ranum kemerahan buahnya menanti raihan tanganmu

ingatkah semasa kecilmu dulu
kala bermain sendiri dipinggir sungai
kau biarkan perahu kertasmu mengapung diatas air
kaupun menangis saat perahu kertasmu hanyut terbawa

kau berlari mengejar
namun apa dayamu
langkah kakimu yang mungil
tak kan mampu meraihnya kembali

nduk, anakku
mungkin kau tlah merasa kehilangan
tapi tak perlu kau terlarut dalam kepedihan
bukankah kau masih menyimpan secarik kertas
yang bisa kau jadikan sebuah perahu lainnya

begitulah yang terjadi didalam hidup ini
tak ada satupun yang kan abadi
bila saja ada kekasihmu pergi
yakinlah bahwa suatu saat nanti
kau pasti akan temukan pengganti

.oOo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.