Puisi Dalam
Puisi : Edy Priyatna
Senja segera terlewati
mentaripun mulai menyebarkan gelap
sementara beranda hati masih terluka
cemara menderak memanggil kita pulang
saat jingga mulai menghilang
gerak langkah cepat tidak biasa
lambat dan berat mengiring kelam
membuat kita tak tahu arah kembali
hingga kita saling terdiam
dan kita hanya dalam puisi
Ketika malam telah larut
saat lidahku mulai kelu
tiba-tiba terdengar satu suara
angin embusan nafasmu
membuat rasa rindu nan mendalam
dan ingin kugambarkan kisahmu
dengan goresan sajak-sajak indah
namun semuanya itu telah berlalu
bagaikan angin lalu yang embuskan
semua cintaku padamu
Manstaf 🙂
taafffffffffffffffffs
Mannnnnnn……:)