ku temukan seraut wajah
di bawah pohon meranggas
teduh, seteduh gunung
damai, sedamai dusun
entah angin apa yang membawaku
hingga larut di dalam pesonamu
sedangkan kumbang tak pernah mengerti
mengapa dia hinggap di kelopak melati
aku bagai terseret pusaran air
yang senantiasa lembut mengalir
memaksaku ‘tuk berkata
yang tak semestinya
seindah pagi yang redup
bersama embun yang datang
pucuk mawar yang kuncup
seraya hendak mengembang
bunyi suara hati tak mau diam
nyanyikan tembang penasaran
mungkin kau tak pernah tahu
apa yang terjadi dibenakku
aku hanyalah seekor pungguk
yang terdiam di atas dahan
seikat asa kini mulai merajuk
memeluk rindu kepada rembulan
duhai bidadari yang turun ke bumi
sudikah kau sejenak menemani
bercerita tentang laut biru
berdua kita nyanyikan lagu
aku hanya bisa menulis namamu
di atas puisi yang kugubah
biarlah terkikis oleh waktu
bersama rasa yang tertumpah
bila suatu saat kau membacanya
cukuplah bagimu ‘tuk mengerti
indahmu memasung sepasang mata
yang merasuk ke dalam lubuk hati
.oOo.