satu keluarga sedang berada disebuah mobil mewah
mereka bercanda riang gembira disepanjang jalan
serba kecukupan materi dan harta yang melimpah
berkeliling kesana kemari mencari sebuah restoran
anaknya bertanya,”Papa, kita mau makan dimana ?”
sedang dipinggir jalan ada sekeluarga peminta minta
berharap balas kasihan dari mereka yang lewat disana
sejak hujan turun lebat mereka tak bisa dapat uang
sekedar mengusir lapar mereka makan sesisir pisang
anaknya bertanya,”Ibu, apakah kita bisa makan nasi ?
aku menyaksikan kedua keluarga jadi prihatin
ibarat membandingkan bumi dengan langit
betapa berat penderitaan mereka orang miskin
menjalani hidup sedemikian keras dan sulit
aku bertanya, ” nikmat mana lagi yang aku dustakan ?
sekelompok remaja sedang mengadakan pesta dirumah
semua wajah nampak ceria tak ada satupun bersedih
tertawa bersama sambil bernyanyi lagu suka suka
sejenak kemudian bosan dan ingin segera pergi
mereka bertanya, “ayo.. mau jalan kemana kita ?”
sedang diseberang rumah ada seorang teman
tubuhnya lemah tergolek di tempat tidur butut
sudah sebulan tak bisa menggerakkan badan
penyakit kankernya sudah masuk stadium lanjut
dia bertanya, “apakah aku masih bisa sembuh ?”
aku mendengar mereka bicara jadi ikut miris
bagai membandingkan sawah dan padang gersang
penyakit tak sembuh sedangkan hartanya habis
dia hanya bisa berdoa dan menunggu ajal datang
aku bertanya, “nikmat apa lagi yang aku ingkari ?”
Sepasang suami istri sedang bertengkar hebat
gara gara masalah sepele jadi salah paham
makin panas nampak sang suami mulai kalap
istrinya mau menang sendiri dan tak mau diam
Suami berkata, “aku ceraikan kamu sekarang juga”
sedangkan dibelakang rumah mereka ada jejaka
terpuruk di atas sofa sambil mengusap air mata
kesekian kalinya dia dirundung patah hati
keinginan untuk menikah akhirnya gagal lagi
dia bertanya,”masih adakah cinta untukku ?”
Aku bisa melihat apa yang mereka alami
bagai membandingkan kemarau dan penghujan
betapa beratnya menahan perih luka dihati
mengharapkan kekasih yang tak kunjung datang
aku bertanya, nikmat bagaimana lagi yang aku pungkiri ?”
.oOo.