Sambal Cobek Malam Pertama

 

sambal2

secawan tembikar semburat warna merah bata
melingkar bundar sedikit gompal dibibirnya
menunggu datangnya karnaval penari latar
merabak aroma rempah meyeruak dinding kamar

serombongan penabuh gendang melenggang didepan
beberapa pasang kaki  telanjang nampak  lincah menari
merekah komposisi tembang gaya kampung pedalaman
menyusul barisan anak perawan parasnya berseri-seri

seorang anak  calon pengantin muda sedang berjalan pelan
wajahnya tertunduk malu, matanya menatap ke aspal jalan
lelaki ingusan dari desa seberang itu  sudah mulai berani
melamar seorang gadis sebagai pendamping hidup nanti

dataran cobek telah ramai dipenuhi resep bumbu ramuan
cabai bawang tomat terasi gula dan merica jadi campuran
garam di laut asam dari gunung bertemunya di cobekan
kau di kota aku dari kampung bersandingnya dipelaminan

bahan olahan berangkulan menahan gempuran segumpal batu
datang menggerus tubuh mereka tanpa permisi terlebih dahulu
satu persatu pecah menggeliat dihempas alu yang terus menekan
adonan basah merembes aroma pedas mengundang sayur lalapan

dibalik tirai kelambu tubuhmu terbaring di ranjang bambu
aku mengajakmu terbang tinggi meraih bulan di atas awan
desah nafasmu mengisi kesunyian malam bertaut erat nafasku
secangkir madu kau teguk sesaat sampai di batas perjalanan

sambal cobek menemani tumpukan lauk tersedia diatas meja
diantara kepulan nasi hangat menghalau dinginnya udara
kau dan aku bangkit menuju ke arah dimana mereka berada
hidangan makanan tersedia bersama nikmatnya malam pertama

sambal cobek tersaji di malam pertama
biar aku ini jelek tapi istriku cantik jelita

.oOo.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.