gemerincing suara gunting menyela rambutnya yang ikal
lengkung senyum tersungging manja dibibir seorang gadis
garis keindahan wajah melapis permukaan cermin kristal
seiring dengan usianya yang mengalir ke angka tujuh belas
dibenaknya tersusun rencana menggelar pesta
meski sudah terlampau sekian hari dari hari H
tak ingin membuat kecewa hati teman dekatnya
menata penampilan bak bidadari turun dari surga
jemari lentik sejenak menari diatas tuts ponselnya
sederet angka bertajuk ‘mama’ berkedip dilayar lcd
mata bening berbinar saat mengucap sebaris kata
“mama, jangan lupa selendang buat acaraku nanti”
tak sabar menunggu waktu yang berjalan kian perlahan
bergegas menuju sebuah ruang cafe diseputaran kemang
terlarut dalam pelukan bahagia bersama canda tawa teman
dibawah pijaran lampu yang terbungkus kain menerawang
tak terasa setiap detik malam telah tuntas menjelang pagi tiba
masih tersisa sedikit acara terselip diantara perjalanannya pulang
jam tangan yang melingkar diliriknya telah mengarah kepukul lima
menepi di bibir jalan demi menikmati jajanan yang beraroma udang
dilahapnya makanan terbungkus daun pisang berbumbu selai kacang
sesekali pandangannya terbuang kearah embun yang terurai dikejauhan
matanya yang redup tiba-tiba menyala saat menatap sebuah mobil sedan
yang melesat bagai peluru menuju tepat kearah dimana dia sedang berada
gadis itu tak sempat menghindarkan diri
lengking jeritnya membelah kesunyian pagi
tubuhnya terbang terhantam kotak besi
gadis itu terhempas luruh jatuh ke bumi
wajahnya yang cantik nampak pucat pasi
darah segar mengalir lembut disudut bibirnya
tubuhnya yang ramping kini tak bergerak lagi
kelopak matanya telah menguncup selamanya
selendang salsabila sejenak melambai
bersama kebahagiaan dimasa remaja
tak disangka angin berhembus tiba-tiba
menerpa dan menerjang selendang salsabila
selamat jalan salsabila
mimpi indahlah
dalam tidur panjangmu
.oOo.
Puisi ini untuk mengenang Salsabila, korban kecelakaan yang terjadi pada Minggu, 22 September 2013 pukul 05.00 WIB. Saat itu mobil Toyota Altis B 1459 NBB yang dikemudikan David melaju dari arah selatan (kawasan Senayan City) ke utara (kawasan Hotel Mulia) menghempas tubuh Salsabila.