Senantiasa Melayani
Puisi : Edy Priyatna
Sebuah realisasi kehidupan yang berjalan
suka dan duka
dalam cerah membentang mega kelabu
dalam kegembiraan ada kesusahan
dalam suka terbesit kesengsaraan
kaki tidak dapat digeraki
tetapi hidup tidak untuk disesali
Langit terkadang tak seindah yang terlihat
biru dan hitam
dalam gulungan kerap mangsai
dalam senyum besar para pemimpin
ada tangisan kecil rakyat
saat epidemi tiba dari muka hingga ke batas
saat itu pula penyelewengan naik ke permukaan
hati ini ingin menjerit
Gunung nan selalu ramahpun menjadi murka
sejuk dan membara
dalam gelap tangannya berdarah
dalam menuntut rasa kemanusiaan
penuh perjuangan hidup hingga mati
setiap bala bantuan datang bagi rakyat
setiap itu pula kebahagiaan pemimpin tiba
masuk ke dalam kalbu nan resah
Hidup kita penuh cita-cita
suka dan duka
namun lidah ini terasa kelu
kehidupan adalah bangkit
dari putaran dan keterpurukan
betapa beruntungnya kita ini
telah hidup di negeri berdaulat
walau keadilan masih belum begitu dijunjung tinggi
Enam puluh tujuh tahun kita belajar hidup
kendati belum maksimal
kesinambungan berjalan perlahan
bertahan dalam damai tanpa perang
negeri sejuk karena kerukunan
menciptakan kebersamaan nan indah
menuju masa depan dengan keihklasan
dalam perlindunganNya pada setiap waktu
Manstaf 🙂