Bercerita Tentang Gempa
Puisi : Edy Priyatna
Gara-gara pecahan bumi paling ikhlas
pada lahan gersang tak dengki
pada antara bagian basah
besarnya orang kedahagaan
menyambut tibanya senang
kalau sebuah kasam yang tertunaikan
mengenai darah yang mengalir di sudut akhir
Temporer di ujung yang satunya lagi
dalam lahan subur yang pernah tergenang
dekat antara kesunyian-kesunyian panas
penuh orang bertaburan
lantaran didatangi gempa panca
tentang getaran Kota Bengkulu di barat laut
Lewat di belahan bedanya
balik belahan bumi
warga desa mendirikan pagar kerusuhan
menata kerangka antipati untuk diletusan
jantung kota tempat para penggerak rahasia
Maka di belahan lainnya lagi
imbal ujung nan satunya lagi
panggar pendengar terus mendengar dan didengar
menampak persoalan seru komplikasi satu kata
Akhirnya pada lapak puisi ini
saya hanya dapat menjamah dan daras saja
akan tetapi tak bisa bercermin
(Pondok Petir, 06 September 2013)
Manstaf 🙂
ciamik 😀
Ciamik, manstaf 🙂