“DENDAM”

Aku ingin tertawa

Rupanya, kau mulai putus-asa

Kau kira kau selalu dapat semua

dan aku akan rela memberi segala yang kau pinta

 

Kini, aku tertawa

Ah, cerita pendek lama

Masih juga kau pakai cara yang sama

Lama-lama kau hanya lelucon belaka

 

Aku masih belum berhenti tertawa

Sulit sekali rasanya

Mungkin aku terdengar dingin, kejam, dan sedikit jumawa

Namun, kau juga egois luar biasa

 

Suatu saat, mungkin akhirnya aku juga akan berhenti tertawa

Semoga segera

dan kau hanya tinggal cerita lama

mimpi buruk dan hantu belaka

 

Tuhan, jangan sampai aku kembali dipertemukan olehnya

atau bahkan mahluk sejenisnya

bila hanya akan membuatku (kembali) terluka

Rindu ini telah lama berganti murka

Sebaiknya dia hengkang saja

kalau perlu selamanya

 

Hanya cerita lama

Bukan siapa-siapa

“Jangan menyerah,” kata mereka

Namun, saat ini muak masih berkuasa

 

Cinta?

Ah, bedebah itu tidak tahu apa-apa!

Ini bukan untuk coba-coba

Semua rayuan begitu basi dan tiada guna

bila di otak hanya napsu yang meraja

 

Jangan suka permainkan mereka yang (bisa) setia

Bikin kacau saja!

Kelak, saat Tuhan benar-benar bisa membuatmu jatuh cinta

dan tidak hanya sementara,

maka hati ini akan telah mendingin, menampikmu dengan sedemikian rupa

hingga giliranmu yang terluka…

 

R.

(Jakarta, 19 Maret 2016 – 14:00)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.