“DI BALIK KASTIL SUNYI…”

Dia bersembunyi di balik dinding kastil sunyi

Ini sudah kesekian kali

Entah harus bagaimana lagi

Dia sudah bosan dan muak setengah mati

lagi-lagi harus pulang dengan luka di hati

lantas mengurung diri

 

“Keluarlah!” bujuk mereka

Ah, teman-teman bersahaja

Sejatinya, mereka harapan dan pengingat bahwa bahagia masih ada

“Ini tidak seburuk yang tampak di depan mata.

Esok mungkin akan berbeda.”

 

Benarkah?

Dia kembali mengintip lewat jendela

Ada sosok tampan di luar sana

Sosok itu tersenyum menggoda

Ah, masa iya?

Jangan-jangan dia sama saja

sekadar numpang lewat seperti yang lainnya…

 

Jangan-jangan dia hanya fatamorgana…

 

R.

(Jakarta, 12 November 2015 – 10:30)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.