demi sehela nafas yang kuhirup
untuk sedetak jantung yang berdegub
atas sesuap nasi yang kuasup
karna seberkas nyawa aku hidup
bumi dan langit terbentang tak bertepi
adalah bentuk kuasa yang tak tertandingi
butiran pasir di bibir pantai biru
tak sanggup menghitung kasihmu
di atas langit masih ada singasana
yang tak pernah mampu kuraih
tiada daya yang sempat kupunya
kecuali apa yang telah kau beri
daun cemara yang luruh
titik air hujan yang runtuh
bintang kejora yang jatuh
tak luput dari kehendakmu
ketika seluruh asa tampak mulai pudar
hanya kepadamu tempat ku bersandar
saat hati tersesat tak menentu arah
hanya untukmu wajahku menengadah
tangan dan kaki yang dilumuri dosa
mulut yang penuh dengan dusta
hanyalah milik hamba sahaya
tak pernah bisa berbuat apa-apa
kaulah pemilik semua keindahan
kaulah pencipta semua kehidupan
aku hanyalah duli di kakimu
aku tak lebih dari sebutir debu
terangi jiwa ini dengan kasih sayang
bagai hujan menghapus kekeringan
bawa aku menuju terang jalanmu
nyalakan cahaya iman di batinku
hidup adalah mati yang tertunda
yang tertulis di dalam buku takdir
izinkan aku menyebut satu nama
larut dalam darah yang mengalir
bila suatu senja telah menghampiri
saat ku terbaring di penghujung hari
ku ingin selalu berada di sampingmu
bersama tetesan airmata anak cucu
rentangkan tanganmu
sambut semua mimpiku
peluk erat jiwa dan tubuhku
karna engkau adalah rinduku
#donibastian – lumbungpuisi.com
greenfield – 04/10/2015