Nenek Moyangku Pelaut

Telah tersirat maupun tersurat nenek moyangku pelaut sejati

Dalam diam saat malam mulai merayap, kapal-kapal mulai berlayar mengarungi samudra

Memecah ombak yang besarpun tak ada rasa takut bagi jiwanya, itu sandaran hidupnya

Tertatih dalam sunyinya malam hanya suara ombak dan desiran angin yang menemaninya dan sebuah lentera kecil yang akan menerangi malam itu

Kadang bulan akan datang asal tak bersembunyi di balik awan hitam…

 

 

Samar-samar suara radio kecil yang akan menemaninya dan sebatang rokok yang mengepul

Terlalu legam nasib yang harus dipikul

Beratnya laut yang harus kau arungi tak membuatmu ragu

Hanya ini yang kamu mau berdansa dengan ombak yang seakan mengaduk-aduk isi perut

Sayap-sayap malam mengintai dari balik awan tetap menuntun kapalmu belayar

 

 

Hanya satu harapan yang dia punya hasil yang melimpah yang dapat dibawa pulang

Setelah lama berlayar tinggalkan keluarga

Impian yang akan menyambutknya saat menghempas pantai bertemu dengan orang-orang yang dicintainya

Peluhnya kadang seperti mencibir getir nasib yang kadang belum berpihak

Tapi masih selalu ada asa di laut sana, itulah hidupmu

 

 

Kau memang pelaut sejati

Tak pantang mundur

Walau ombak akan mencabikmu

Tetap membuang lembaran hidupmu di laut luas

Sampai ajal menyambut hidupmu….

 

Cirebon, 14 Januari 2015

Negara kita memang negara maritim, banyak persitiwa yang terjadi di laut dan samudra. Jayalah maritim Indonesia di Hari Laut dan Samudra.

Sumber gambar: https://mysioux.wordpress.com/2012/06/29/lautku-hidupku-7/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.