“RENDAH DIRI BERBUAH IRI-DENGKI”

Dalam diam kau bertanya-tanya:

“Hai, mengapa akhir-akhir ini kau diam saja?”

Hanya senyumku yang berbalut misteri,

pasti buatmu penasaran setengah-mati.

 

Dalam diam mata kita bertemu.

Kau berusaha membaca benakku.

Silakan, aku sudah tak peduli.

Tak ada yang perlu kusembunyikan lagi.

 

Mungkin kau bertanya-tanya:

“Kenapa?”

Ya, tidak semua karena kamu,

tidak seperti tuduhanmu yang selalu terburu-buru.

 

Jujur saja, aku sudah lelah.

Tidak sadar juga kalau selama ini kamulah masalah?

Selalu marah-marah.

Enggan mengalah.

 

Akan tiba saatnya,

dimana kamu akan kehabisan kata-kata.

Satu-persatu akan pergi,

meninggalkanmu seorang diri.

 

Percayalah, ini bukan karena benci.

Kamu bahkan tidak tahu cara menyayangi diri sendiri.

 

R.

(Jakarta, 17 Februari 2015)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

1 Komentar