K-Drama telah menjadi fenomena global, bukan hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai jendela budaya Korea Selatan. Namun, popularitas ini juga membawa risiko salah paham karena beberapa elemen dramatis di dalamnya tidak mencerminkan realita sehari-hari. Dengan melansir situs web sobatdrama. mari kita kupas tuntas mitos-mitos yang sering menyesatkan penonton.
Membedah Kebenaran di Balik Layar Drama Korea
Berkut ini adalah fakta dibalik layar yang sesungguhnya terjadi :
1. Semua Orang di Korea Ganteng dan Cantik
Kecantikan dalam K-Drama adalah perpaduan antara standar estetika tinggi, makeup profesional, pencahayaan yang sempurna, hingga editing. Ini bukan gambaran standar penampilan warga Korea sehari-hari. Korea Selatan memang memiliki industri operasi plastik terbesar di dunia, dan ada tren sosial yang mendorong standar kecantikan tertentu. Namun, wajah-wajah biasa, ragam tipe tubuh, dan kulit dengan berbagai warna serta tekstur juga sangat umum. Jadi, jangan terjebak mengira semua orang di sana berpenampilan seperti idol.
2. Pekerjaan Impian Sangat Mudah Dicapai
Dalam drama, kita sering melihat karakter muda dengan mudahnya menduduki posisi tinggi, misalnya menjadi CEO perusahaan besar atau designer ternama. Skenario seperti ini bertujuan memotivasi dan menghibur. Tapi kenyataannya, pasar kerja Korea sangat kompetitif dan kaku. Lulusan perguruan tinggi harus melewati proses seleksi yang ketat, termasuk ujian masuk perusahaan yang terkenal brutal. Stres kerja dan jam lembur panjang adalah hal umum. Jadi, gambaran kemudahan tersebut lebih ke fantasi drama daripada realita.
3. Gaya Pacaran Romantis dan Penuh Kejutan
Adegan pacaran dengan kejutan bunga, hadiah mahal, dan ungkapan cinta spontan banyak ditampilkan di drama. Sementara dalam kehidupan nyata, hubungan asmara orang Korea biasanya lebih sederhana, dengan pacaran yang kadang diselimuti norma sosial konservatif dan kesibukan masing-masing. Misalnya, di tengah jadwal kerja yang padat, kencan romantis seperti di drama bukan hal yang selalu terjadi, dan pasangan lebih sering menghabiskan waktu dengan cara yang sederhana.
4. Orang Kaya di Korea Semua Tinggal di Penthouse Mewah
Drama seperti Penthouse dan Sky Castle menampilkan kemewahan dan gaya hidup super elit. Tapi itu hanya segelintir kecil masyarakat Korea Selatan. Kebanyakan warga tinggal di apartemen standar, dan harga properti di kota besar seperti Seoul sangat tinggi sehingga tidak semua orang mampu hidup mewah. Bahkan kalangan menengah ke atas juga harus bekerja keras untuk mempertahankan gaya hidup. Selain itu, ada juga fenomena “gosiwon” — kamar kecil dan murah untuk mahasiswa atau pekerja muda yang baru memulai hidup mandiri.
5. Kehidupan Kampus Itu Bebas, Seru, dan Penuh Romansa
Drama menggambarkan kehidupan kampus dengan pesta, pertemuan komunitas, dan kisah cinta yang menggebu. Realita kuliah di Korea jauh lebih penuh tekanan. Mahasiswa harus menghadapi persaingan akademik yang sengit, ujian berat, serta persiapan karier sejak dini. Porsi belajar bisa lebih besar daripada bersenang-senang. Jadi, kehidupan kampus yang glamor dan romantis itu lebih idealisasi daripada kenyataan.
6. Setiap Pertemuan Takdir di Jalan Akan Berakhir Jadi Cinta Sejati
Adegan “bump into you” di jalan atau “tidak sengaja bertukar ponsel” yang berujung cinta adalah klise drama yang memikat. Namun, secara budaya, orang Korea terkenal lebih berhati-hati dan menjaga jarak sosial dengan orang asing, terutama di ruang publik. Pertemuan romantis tiba-tiba itu memang langka dan lebih sering hanya ada dalam imajinasi kreator cerita.
7. Semua Orang Baik di Akhir Cerita, dan Keadilan Selalu Menang
Drama biasanya berakhir dengan tokoh antagonis dihukum, tokoh utama mendapatkan kebahagiaan, dan semua masalah terselesaikan. Kehidupan nyata tidak sesederhana itu. Isu sosial tentang K-Drama di Korea, seperti ketimpangan ekonomi, persaingan kerja, hingga stigma kesehatan mental, tidak serta-merta berakhir dengan “happy ending.” Keadilan kadang sulit didapat, dan kompleksitas masalah sosial tetap ada. Drama memilih ending yang memuaskan penonton, tapi kita harus menyadari bahwa kenyataan jauh lebih kompleks.
Kesimpulan: Nikmati Drama, Tapi Pahami Realita
K-Drama memberi warna dan hiburan sekaligus mengenalkan budaya Korea secara global. Namun, fiksi dan kenyataan harus dipisahkan agar tidak menimbulkan ekspektasi yang salah. Dengan memahami mitos dan fakta di balik layar, penonton dapat lebih bijak menikmati drama sekaligus menghargai kehidupan nyata masyarakat Korea Selatan.