Melansir situs MusikOnline yang membahas dunia musik, berikut ini artikel terkait. Pernah nggak sih kamu nonton film yang biasa aja ceritanya, tapi karena musiknya keren, tiba-tiba jadi memorable banget? Atau sebaliknya, filmnya udah bagus banget secara visual dan akting, tapi karena musiknya kurang ngangkat, jadinya datar aja? Nah, di sinilah peran penting musik—yang sering disebut sebagai “karakter tak terlihat” dalam film.
Lalu bagaimana cara menggali musik dalam film yang mana musik bukan cuma pengisi latar tapi juga emosi, suasana, bahkan kadang jadi “dialog diam” antara cerita dan penonton.
1. Musik: Manipulasi Emosi Tanpa Kamu Sadari
Musik dalam film bisa dibilang manipulatif, tapi dalam arti yang positif. Ia bekerja secara psikologis. Misalnya:
-
Music minor cenderung memberi rasa sedih, kehilangan, atau misteri.
-
Nada tinggi dan cepat bisa bikin tegang atau excited.
-
Music lambat dan repetitif bisa membawa rasa sepi atau kesendirian.
Contoh paling gampang: coba tonton adegan “upacara pemakaman” dalam film tanpa musik. Lalu tonton lagi dengan musik biola yang lirih dan sunyi. Bedanya jauh banget. Music adalah jembatan antara layar dan hati penonton.
2. Soundtrack yang Jadi Jiwa Film
Beberapa film rasanya nggak lengkap kalau tanpa musiknya. Bahkan ada film yang seolah hidup karena soundtrack-nya:
-
Interstellar (Hans Zimmer): Music organ gereja yang megah menciptakan suasana galaksi yang luas tapi juga personal.
-
Inception (Hans Zimmer juga): Dentuman BRAAAM jadi ikon genre sci-fi modern.
-
The Lion King (Hans Zimmer & Elton John): Musiknya bikin kita percaya kalau hewan bisa merasakan kehilangan dan harapan.
Di Indonesia? Jangan lupakan:
-
Laskar Pelangi (Andrea Hirata / Nidji): Lagu utamanya bukan cuma enak, tapi menghidupkan semangat anak-anak Belitung.
-
Kulari ke Pantai (Mondo Gascaro): Musik folk ringan yang menggambarkan kehangatan keluarga dan perjalanan.
Soundtrack bisa jadi kenangan. Satu lagu bisa langsung bikin kita inget adegan tertentu, bahkan bertahun-tahun setelah nontonnya.
3. Komposer: Tukang Cerita Lewat Nada
Ngomongin musik film nggak afdol tanpa bahas komposernya. Para komposer ini kayak penulis naskah kedua—tapi naskahnya berupa suara.
-
John Williams: Komposer legendaris untuk Star Wars, Harry Potter, Jurassic Park. Coba bayangin film-film itu tanpa musiknya. Garing!
-
Joe Hisaishi: Komposer Studio Ghibli yang bikin music-magis-penuh-kehangatan.
-
Hans Zimmer: Raja blockbuster. Musiknya nggak cuma mengisi, tapi menghantam perasaan.
Di Indonesia juga nggak kalah keren:
-
Aksan Sjuman, Tya Subiakto, dan Mondo Gascaro adalah beberapa nama yang memperkaya warna musik dalam film-film lokal. Mereka bukan cuma bikin “musik latar”, tapi music yang berdialog dengan penonton.
4. Musik Sebagai Narasi Visual
Ada juga pendekatan film yang menjadikan music sebagai bagian dari plot. Contoh paling ikonik:
-
Baby Driver: Seluruh ritme film mengikuti playlist si tokoh utama. Aksi tembak-menembak, mobil nge-drift, bahkan dialog pun mengikuti beat lagu.
-
Whiplash: Music bukan cuma latar, tapi inti cerita—tentang ambisi, tekanan, dan obsesi di dunia jazz.
-
La La Land: Musik-musik jazz dan showtune jadi penanda perkembangan karakter dan hubungan mereka.
Dalam kasus ini, musik bukan pelengkap, tapi pusat gravitasi cerita.
5. Film Bisu dan Era Musik Live
Kita sering mikir film jaman dulu (film bisu) itu sunyi senyap. Padahal dulu waktu nonton film bisu, bioskop sering nyewa pemain piano atau orkestra kecil buat main live! Karena tanpa dialog dan efek suara, music jadi satu-satunya alat untuk membangun suasana.
Contoh klasik? Film Metropolis (1927) yang skornya bahkan pernah di-remake oleh Giorgio Moroder di tahun 1984 dengan sentuhan elektronik—menunjukkan betapa fleksibelnya music sebagai jembatan zaman.
6. Fungsi Psikologis Musik: Merasuk Tanpa Disadari
Penonton mungkin nggak sadar, tapi komposer dan sound designer tahu banget: frekuensi, tempo, dan harmonisasi punya efek besar di otak manusia.
-
Nada disonan bisa bikin kita gelisah.
-
Nada harmonis bikin nyaman.
-
Perubahan tempo mendadak bisa bikin jantung berdetak cepat.
Itulah kenapa film horor kadang lebih menakutkan karena suara yang mengganggu, bukan karena visualnya.
7. Kesimpulan: Musik Adalah Karakter Tak Kasat Mata
Musik dalam film bukan cuma pelengkap, tapi bagian integral dari storytelling. Ia bisa mengatur ritme, menyampaikan emosi, menciptakan atmosfer, bahkan “berbicara” saat aktor diam.
Mulai sekarang, cobalah nonton film sambil lebih sadar sama musiknya. Dengarkan bagaimana nada berubah ketika suasana berubah. Rasakan bagaimana musik bisa bikin kamu nangis, ketawa, atau menahan napas.
Karena pada akhirnya, film tanpa musik… adalah cerita tanpa jiwa.