sekampung gubuk reyot bertopang bilah bambu
berjajar disepanjang bibir kali menyengat bau
sekawan anak angsa riang bermain air kotor
diantara keping sampah yang luas terhampar
ada perempuan sibuk memeras cucian baju
yang basah tercelup bersama air comberan
sedang didalam bilik kamar lelaki menunggu
mulutnya menyembur asap rokok murahan
diantara tapak sepasang kaki kuda besi
anak perawan bersanding dibelakang bunda
lincah jemarinya menyisir setiap helai rambut
mencari dimana seekor kutu bersembunyi
sejengkal jarak kereta melaju kencang
tiupan angin menghempas daun jendela
yang terbuat dari papan bekas gusuran
gemuruh suara menggema sudah terbiasa
bersama sepiring nasi bertabur lalat hijau
sesekali hembus kipas tangan menghalau
demi mengisi perut yang sudah keroncongan
meski sedikit basi asal masih bisa dimakan
jemuran baju bertengger di daun jendela
dibalik dinding beranyam serpihan koran
rumah sepetak mengampu sanak saudara
bertahan hidup di jantung metropolitan
raut wajah ibukota yang carut marut
terselip di antara gedung menjulang
sisi buruk yang tak pernah bisa surut
sebagai bukti kehidupan yang senjang
inikah jakarta?
menyimpan segudang problema
sampai kapankah bisa dibenahi
menjadi kota yang lebih manusiawi
.oOo.