“PUISI TERAKHIR UNTUK SI MATA BIRU”

Ini adalah malam dari sekian malam lalu

dimana aku enggan memikirkanmu

tak peduli indahnya mata birumu

Aku bosan dengan hatiku yang kian kelabu

Rindu ini begitu mengganggu

Lalu?

Tuhan, aku ingin libur

dari patah hati yang kian mengancamku agar hancur

Aku takut fantasi dan realita melebur

Aku enggan membiarkan logika kabur

Ini adalah malam dimana aku hanya ingin tidur

tanpa harus memimpikanmu

hingga bangun tergugu…

R.

(Jakarta, 7 November 2015 – 22:54)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.