Sajak Penyair Amatiran

penulis

jemari tanganmu masih lincah menari diatas tuts mesin tulis
meski malam sudah menjelang pada sepertiga masa akhirnya
dibenakmu terawangkan imaji terbang menembus tulang teralis
sekedar menyerupa bias batin yang bersemayam dirongga jiwa

bibir tersenyum manakala syairmu telah terbaca sekian ratus kali
tak sampai hati tinggalkan komentar kawan dibatas akhir karya
sepenggal kata kau ukir lagi melanjut seikat nada sanjung apresiasi
kau temukan wahana dunia maya yang menjelma menjadi nyata

sesekali kau terdiam menunggu desir angin yang membawa ilham
suara kepak sayap kupu-kupu terkadang memberimu sedikit gagasan
kau ikuti kemanapun dia terbang meski merasuk ke jiwa yang terdalam
membongkar daya fikir demi sekeping diksi yang tak ingin kau lewatkan

jiwamu merintih sendiri manakala kau temukan karyamu direndam sepi
berulang kali kau baca syairmu mencari jalan kemana perginya makna
hingga rumpun ilalangpun tak sanggup menangkap serpihan sinar mentari
bangkitkan semangatmu memoles berlian hitam agar kembali bercahaya

tak pernah silau akan tumpukan kertas bergambar angka yang didamba orang
cukuplah bila sederet komentar telah bertukar dengan jalinan syair indahmu
apalagi bila hasil karyamu sanggup bertengger dipuncak halaman terdepan
hingga setiap pandang mata berbaris menumpuk bergantian merujuk syairmu

inilah sisi kehidupan para penyair amatiran
rela mencetak dedikasi demi sebaris puisi
tak peduli perjalanan hari berganti malam
selalu setia mengabdi kepada karya fiksi

.

.oO-DB-Oo.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.