Sajak Untuk Nikita

siluete cewek
wajah jelita bagai bunga anggrek bulan yang merekah di rimba
tubuhmu yang putih mulus sebagai kanvas lukisan tinta berwarna
mekar di antara ribuan kembang mengundang si kumbang jantan
senyum di bibirmu bagai lengkung pelangi usai turun rinai hujan

lelaki mana yang tak ingin sejenak bersama melepas hasrat cinta
suami siapa yang mampu menepis gairah yang t’lah kau tebarkan
burung camarpun enggan terbang saat kau tawarkan sejuta pesona
gemuruh rasa menggelora dalam dada tak kuasa untuk bertahan

namun dibalik indah parasmu, kau adalah pemilik hati nan rapuh
kau simpan buku perjalanan masa lalu yang penuh luka dan noda
kerikil tajam merobek setiap langkah dalam meniti jalan berliku
melodi keheningan senantiasa menemani waktumu yang hampa

bila kau bisa memilih satu jalan menuju ke gerbang kemuliaan
mengapa lentera yang menerangi hati sengaja kau padamkan
apakah kau memang tengah berada di dalam sebuah permainan 
ataukah kau telah tersesat dan tak mampu temukan arah tujuan

cobalah sejenak berkaca pada gemericik air bening yang mengalir
lihatlah wajahmu yang kini kusam bercampur debu jalanan ibukota
ingatkah kau akan waktu yang tak tak kan lama lagi segera berakhir
masih tersisa ruang bagimu untuk membasuh segala noda dan dosa

Nikita, bila kau bertanya pada rumput yang bersenandung lagu sendu
yakinkan dirimu bahwa mereka adalah sahabat lama yang menunggu
rebahkan tubuhmu di bawah kaki langit yang diam menahan rindu
tinggalkan saja kemilau harta yang menoreh luka perih masa lalu

hidup ini tak ‘kan selamanya, Nikita
masih ada satu perjalanan panjang
yang mesti kau lewati setelah kau mati
jangan buang kesempatanum ‘tuk kembali  

#donibastian – 17/12/2015
ilustrasi : theuntappedsource.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.