Senja di Desa Rangkat
Puisi : Edy Priyatna
Jasmani ini mulai ringkih
kemudian melangkahkan kaki
dari malam tak bergairah
selanjutnya dibiarkannya nan kosong
alat pernapasan tak bersuara
waktu datang hampa udara
menolak turunnya hujan
walau lembar goresan beku
memakai setangkai pena kaku
tersebut tajam dalam sajak
mencucuk dada yang sesak
matahari melumat tubuh
menyorotkan cahaya sinar
nan melepaskan isi jiwa
serentak menghitung dengan pasti
undangan mampir di ruang diri
sebaliknya kematian bukan sekedar kepindahan
(Pondok Petir, 21 Oktober 2013)
Manstaf 🙂