Oleh: Winda Puspitasari
Ia berjalan indah
Seperti sang malam, langit tanpa awan
Penuh gugusan bintang
Semua yang terbaik
Dalam gelap dan terang, fajar senantiasa bersinar
Dalam terang dan gelap, senja senantiasa berkobar
Dalam terik dan hujan, pelangi senantiasa memancar
Di kala mentari enggan berlalu, pipinya merona
Menyapa si manis rembulan terbangun dari lelapnya
Ribuan kunang bermelo drama, menari membentuk irama
Teruntuk malam yang datang bersama rindu dalam genggaman
Kerapkali kau mengajakku menziarahi malam
Menikmati dekapan di bawah rembulan yang berulang kali kau tawarkan
Sapaan hangat, debaran hati penuh melodi
Sesekali kita saling tatap
Tanpa alasan mengapa hati bisa menetap
Sampai pada titik saling tatap
Lidah pun kelu ditemani gagap
Tatapan sendu milikmu
Menahanku ditempat di mana aku terbelenggu
Ah kamu, membuat hatiku menderu-deru
Cukup! Aku merindukanmu
Yogyakarta, Desember 2017
BIODATA NARASI
Penulis lahir di Jawa Barat 12 November . Mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beberapa Puisinya telah terbit di Lampung Media Online (2017) , di Darah Mimpi (2017). Dan beberapa Buku Antologi bersama. Aktif di Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Nama Facebook: Winda Puspitasari
Email : windaps10@gmail.com
NoHp/WA : 082216236032
Ig. : @windapuspitasari16