coba kau katakan padaku
cinta mana yang bisa menandingi
dari seorang perempuan
yang rela melewati waktu
memikul beban yang dikandungnya
rasa sakit mana yang mampu menyaingi
apa yang disandangnya saat mengerang
menahan nafas dan perih yang memuncak
saat perempuan itu mengantarku ke dunia
tak ada suasana yang lebih mencekam
selain berada dalam pertaruhan nyawa
menggenggam ikhlas demi buah hatinya
meski sejuta kata mengalir dari bibirku
tak kan sanggup mengganti
setiap aliran darahmu
yang kau teteskan untukku
kasihku untukmu sepanjang penggalah
sementara kasihmu untukku menyusuri jalan
menembus gunung menyeberang samudera
tak kan pernah sirna sepanjang perjalanan
tak sedetikpun kau melupakanku
sementara aku tak hiraukanmu
saat aku terlelap dalam mimpi semalaman
seikat doa tak hentinya kau lantunkan
dari lubuk hatimu senantiasa berharap
agar kutemukan lentera di malam gelap
dari sudut kedua matamu membasah
saat aku terlarut dalam hidup gelisah
kau ajari aku belajar tentang kehidupan
kau bimbing aku menantang roda zaman
kau peluk aku saat tubuhku lemah
kau bisikkan kata agar kutetap tabah
meski waktu telah jauh memisahkan kita
meski aku tak mampu menyentuh ragamu
namun kasihmu selalu mengalir di dalam nadi
aura cintamu senantiasa hadir di dalam hati
andai aku bisa memutar kembali waktu
ingin kuberada di dalam hangat pelukmu
betapa rasa rindu ini menyesak di dada
bertemu denganmu walau sekejab saja
aku persembahkan serangkai doa untukmu
sebagai tanda terima kasih tak terhingga
meski kau berada jauh disana
namun kasihmu selalu menyertaiku
tak kan pernah hilang selamanya
ibu, semoga kau berbahagia di sisi-Nya
@donibastian – lumbungpuisi.com
highlander – 22/12/2014