Selasa malam, 7 Mei 2013
rinai hujan meninggalkanku termangu pasrah
aku seperti layang layang putus benang
terombang ambing angin tak tentu arah
mencoba berlari dari wajahmu yang trus membayang
sengaja aku tutupi sepasang kupingku dengan headphone
aku alirkan sealun tembang bertajuk creep
kupilih carrie manolakos untuk melantunkan
agar bintang dilangit ikut berhenti berkedip
sejak bertemu denganmu kala itu
hati ini serasa dingin beku membiru
indah parasmu bagai bulan purnama
membelah malam menerangi cakrawala
duniaku seakan kembali berbinar
kala tutur kata dan bahasamu berpendar
halus budi bertabur kasih putih
laksana bidadari turun kebumi
tapi apa dayaku saat kuingin melihatmu ada
aku bahkan tak temukan apa apa disana
dimataku kau bagaikan malaikat penghuni surga
kepak kepak sayapmu hanya membuatku nelangsa
aku melayang bagai debu tertiup angin
hanya bisa berharap melekat di ujung kaki
mengikuti kemanapun langkahmu pergi
aku tak peduli rasa pedih perih
sungguh kau sangatlah berarti buatku
meski kaupun tak pernah ingin menyadari
aku juga tak mau percaya sedikitpun juga
bila kau berniat pergi meninggalkanku
bila itupun harus terjadi
aku akan terus berlari mengejarmu
berlari, berlari dan terus berlari
sekedar ingin melihat senyum indahmu
perasaan dan sikap ku ini mungkin aneh bagimu
memang aku nampak seperti orang tak waras
hanya berharap bintang dilangit jatuh
untuk aku jadikan hiasan diatas kertas
agar bisa aku pandangi bulat wajahmu
aku dekap erat dekat di jantungku
menerangi setiap sudut ruang kamarku
kubawa serta merasuk kedalam setiap mimpiku
Anisa, sebelum aku tertidur
ijinkan aku untuk selalu mengingatmu
perkenankan aku senantiasa mengagungkanmu
sebagai inspirasi dalam setiap goresan puisiku
Selamat tidur Anisa, mimpi indahlah
bersama ribuan kembang bermekaran
biarkanlah kamu dan aku selalu berdua
diantara semerbak harum wangi bunga